Konflik Sosial

  1. Pengertian
Kata konflik berasal dari bahasa latin yaitu confiragere yang artinya saling memukul. Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia konflik didefinisikan sebagai percekcokan, perselisihan, atau pertentangan. Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya mengenai konflik, diantaranya sebagai berikut.
1.      Menurut Berstein (1965)
Konflik merupakan suatu pertentangan, perbedaan yang tidak dapat dicegah. Konflik mempunnyai potensi yang memberi pengaruh positif dan ada pula yang memberi pengaruh negatif di dalam interaksi manusia.
2.      Menurut Dr. Robert M.Z Lawang
Konflik itu adalah perjungan untuk memperoleh nilai, status, kekuasaan, dimana tujuan dari mereka yang berkonflik, tidak hanya memperoleh keuntungan tetapi juga untuk menundukkan saingannya.
3.      Menurut Drs. Ariyono Suyono
Konflik adalah proses atau keadaan dimana kedua pihak berusaha menggagalkan tercapaianya tujuan masing-masing yang disebabkan adanya perbedaan kedua pendapat, nilai-nilai ataupun tuntuntan dari masing-masing pihak.
4.      Menurut James W. Vander Zanden
Konflik diartikan sebagai suatu pertentangan mengenai nilai atau tuntutan hak atas kekayaan, kekuasaan, status atau wilayah tempat pihak yang saling berhadapan bertujuan untuk menetralkan, merugikan ataupun menyisihkan lawan mereka.
5.      Menurut Soerjono Soekanto
Konflik adalah suatu proses dimana orang perorangan atau kelompok manusia berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan kekerasan.
Proses sosial yang terjadi di sini, mulai dari usaha mempertajam perbedaan diantara individu-individu atau kelompok-kelompok yang menyangkut ciri-ciri fisik, emosi, unsur-unsur kebudayaan, pola-pola perilaku, gagasan, pendapat, serta kepentingan sehingga menimbulkan pertikaian/pertentangan mengalah pihak lawan dengan cara ancaman atau kekerasan.
Perbedaan-perbedaan tersebut akan memuncak menjadi konflik, ketika sistem sosial masyarakat sudah tidak dapat mengakomodasi perbedaan-perbedaan tersebut. Pada tahap selanjutnya akan mendorong tiap–tiap individu atau kelompok untuk saling menghancurkan.
Konflik dapat berwujud macam-macam, dimulai dari sifat acuh tak acuh terhadap sesama teman sampai dengan penghancuran musuh. Hal tersebut pada umumnya dilatarbelakangi oleh perasaan benci dan emosi yang tidak dapat dikendalikan. Setelah kita membahas tentang pengertian konflik sosial, cobalah anda simpulkan tentang pengertian konflik sosial! Jika anda mampu melakukannya, maka anda dipastikan sudah mengerti tentang hakikat konflik sosial. Untuk selanjutnya marilah kita bahas tentang faktor-faktor penyebab konflik sosial.

  1. Faktor-faktor Penyebab Konflik
Konflik merupakan sebuah proses interaksi sosial manusia untuk mencapai tujuan dan cita-citanya. Oleh sebab itu, konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan-perbedaan sosial diantara individu yang terlibat dalam suatu interaksi sosial.
1.      Faktor-faktor Penyebab Konflik secara Umum
a.       Perbedaan antar Individu
Merupakan perbedaan yang menyangkut perasaan, pendirian, pendapat atau ide yang berkaitan dengan harga diri, kebanggaan, dan identitas seseorang. Misalnya, dalam sebuah ruangan kantor ada karyawan yang terbiasa bekerja sambil mendengar musik dengan suara yang keras, tetapi karyawan lain lebih menyukai bekerja dengan suasana yang tenang sehingga kebisingan merupakan sesuatu yang menggangggu konsentrasi dalam belajar. Perbedaan perasaan dan kebiasaan tersebut menimbulkan rasa benci dan amarah sebagai awal timbulnya konflik.

b.      Perbedaan Latar Belakang Kebudayaan
Kepribadian seseorang dibentuk dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. Tidak semua masyarakat memiliki nilai-nilai dan norma-norma sosial yang sama. Apa yang dianggap baik oleh suatu masyarakat belum tetntu sama dengan apa yang baik oleh masyarakat lain. Misalnya seseorang yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga dan masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai tradisional bertemu dengan seseorang yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga dan masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai modern, maka akan terdapat perbedaan nilai-nilai yang dianut oleh kedua belah pihak sehingga dapat menimbulkan konflik.
c.       Perbedaan Kepentingan
Setiap individu atau pun kelompok seringkali memiliki kepentingan yang berbeda dengan individu atau kelompok lainnya. Semua itu tergantung dari kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Perbedaan kepentingan ini menyangkut kepentingan ekonomi, politik, sosial dan budaya. Misalnya seseorang pengusaha menghendaki adanya penghematan dalam biaya suatu produksi, sehingga dengan terpaksa harus melakukan rasionalisasi terhadap karyawannya, dan hal ini membuat para karyawan merasa hak-haknya diabaikan sehingga perbedaan kepentingan tersebut menimbulkan suatu konflik.
d.      Perubahan Sosial
Perubahan sosial dalam sebuah masyarakat yang terjadi terlalu cepat dapat menggangu keseimbangan suatu sistem nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat tersebut. Konflik dapat terjadi karena adanya ketidaksesuaian antara harapan individu atau masyarakat dengan kenyataan sosial yang timbul akibat perubahan tersebut. Misalnya masyarakat Indonesia sedang mengalami proses perubahan dari masyarakat pedesaan yang agraris menuju masyarakat industri. Industrialisasi yang terjadi di lingkungan masyarakat desa seringkali menuai masalah sosial. Tergusurnya lahan pertanian menyebabkan sebagian generasi mudanya memilih bekerja sebagai buruh pabrik. Nilai-nilai tradisional seperti nilai kegotong-royongan, berubah menjadi nilai kontrak kerja, dan nilai-nilai kebersamaan berubah menjadi individualistis. Hal-hal tersebut sering kali menimbulkan konflik di tengah masyarakat.
Secara umum, suatu konflik dapat terjadi terjadi apabila seseorang atau kelompok terhalang upayanya dalam mencapai tujuan. Hal ini karena adanya perbedaan paham terhadap tujuan itu sendiri, terhadap nilai-nilai sosial dan norma-norma sosial, maupun terhadap tindakan-tinadakan dalam masyarakat. Terlebih lagi apabila sanksi bagi pelanggar atas nilai dan norma tidak dijalankan dengan adil maka konflik dapat berubah menjadi kekerasan.
2.      Faktor Penyebab-penyebab Konflik di Indonesia
Dalam masyarakat Indonesia yang mejemuk rawan terhadap terjadinya suatu konflik sosial, karena secara garis besar struktur sosial masyarakat Indonesia terbagi ke dalam berbagai suku bangsa, agama, ataupun golongan yang beragam.
Menurut J. Ranjabar hal-hal yang dapat menjadi penyebab terjadinya konflik pada masyarakat Indonesia adalah sebagai berikut:
a.       Apabila terdapat dominasi suatu kelompok terhadap-kelompok lain. Contohnya adalah konflik yang terjadi di Aceh dan Papua.
b.      Apabila terdapat persaingan dalam mendapatkan mata pencaharaian hidup antara kelompok yang berlainan suku bangsa. Contoh konflik yang terjadi di Sambas.
c.       Apabila terjadi pemaksaan unsur-unsur kebudayaan dari warga sebuah suku terhadap warga suku bangsa lain. Contohnya konflik yang ada di Sampit.
d.      Apabila terdapat potensi konflik yang terpendam,  seperti masyarakat yang telah bermusuhan secara adat. Contohnya konflik antar suku  di pedalaman Papua.
Oleh sebab itu, terdapat berbagai bentuk konflik dalam kehidupan masyarakat.

  1. Pengelompokan Bentuk-bentuk Konflik
Secara garis besar berbagi konflik dalam masyarakat dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa bentuk konflik berikut ini:
1.      Berdasarkan Sifatnya
a.       Konflik destruktif merupakan konflik yang muncul karena adanya perasaan tidak senang, rasa benci dan dendam dari seseorang ataupun kelompok terhadap pihak lain. Pada konflik ini terjadi bentokran-bentrokan fisik yang mengakibatkan hilangnya nyawa dan harta benda. Contohnya konflik Ambon, Poso, Kupang dan Sambas.
b.      Konflik konstruktif merupakan konflik yang bersifat fungsional, konflik ini muncul karena adanya perbedaan pendapat dari kelompok-kelompok dalam menghadapi suatu permasalahan. Konflik ini akan menghasilkan suatu konsensus dari perbedaan pendapat tersebut menghasilkan suatu perbaikan. Misalnya, perbedaan pendapat dalam sebuah organisasi.
2.      Berdasarkan Posisi Pelaku yang Berkonflik
a.       Konflik Vertikal merupakan konflik antar komponen masyarakat di dalam satu struktur yang memiliki hierarki. Contohnya konflik yang terjadi antara atasan dengan bawahan dalam sebuah kantor.
b.      Konflik Horizontal merupakan konflik yang terjadi antara individu atau kelompok yang memiliki kedudukan yang relatif sama. Contohnya konfllik yang terjadi antar organisasi masa.
c.       Konflik Dialog merupakan konflik yang terjadi karena adanya ketidakadilan alokasi sumber daya keseluruh organisasi sehingga menimbulkan pertentangan byang ekstrim. Contohnya Konflik Aceh.
3.      Berdasarkan sifat pelaku yang berkonflik
a.       Konflik Terbuka, merupakan konflik yang diketahui oleh semua pihak. Contoh Konflik Palestina Israel.
b.      Konflik Tertutup merupakan konflik yang hanya diketahui orang-orang atau kelompok yang terlibat konflik.
4.      Berdasarkan Konsentrasi Aktivitas manusia di dalam Masyarakat
a.       Konflik Sosial merupakan konflik yang terjadi akibat adanya perbedaan kepentingan sosial dari pihak yang berkonflik. Konflik sosial ini dapat dibedakan menjadi konflik sosial vertikal dan konflik sosial horizontal. Konflik ini sering terjadi karena adanya provokasi dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
b.      Konflik Politik merupakan konflik yang terjadi karena adanya perbedaan kepentingan yang berkaitan dengan kekuasaan. Contohnya konflik yang terjadi antara pengikut suatu partai politik.
c.       Konflik Ekonomi merupakan konflik akibat adanya perebutan sumber daya ekonomi dari pihak yanng berkonflik. Contoh konflik antar pengusaha ketika melakukan tender.
d.      Konflik Budaya merupakan konflik yang terjadi karena adanya perbedaan kepentingan budaya dari pihak yang berkonflik. Contoh adanya perbedaan pendapat antar kelompok dalam menafsirkan RUU antipornografi dan pornoaksi.
e.       Konflik Ideologi merupakan konflik adanya perbedaan paham yang diyakini oleh seseorang atau sekelompok orang. Contoh konflik yang terjadi pada saat G 30 S/PKI.
5.      Berdasarkan Cara Pengelolaannya
a.       Konflik Interindividu merupakan tipe yang paling erat kaitannya dengan emosi individu hingga tingkat keresahan (perasaan/batin) yang paling tinggi (konflik dengan dirinya sendiri).
b.      Konflik antar individu merupakan konflik yang terjadi antara seseorang dengan satu orang atau lebih, sifatnya kadang-kadang subtantif, menyangkut perbedaan gagasan, pendapat, kepentingan atau bersifat emosional, menyangkut perbedaan selera dll.
c.       Konflik antar kelompok merupakan konflik yang banyak dijumpai dalam kenyataan hidup dalam kelompok-kelompok. Contoh konflik antar kampung.
6.      Berdasarkan Terbentuknya
a.       Konflik Realistis yaitu konflik yang bersal dari kekecewaan individu atau kelompok terhadap sistem dan tuntutan-tuntutan yang terhadap dalam hubungan sosial. Misalnya mahasiswa mendemo pemerintah atas kebijakan menaikkan harga bahan bakar minyak.
b.      Konflik Nonrealistis yaitu konflik yang bukan berasal dari tujuan-tujuan persaingan yang antagonis(berlawanan), melainkan dari kebutuhan pihak-pihak tertentu untuk meredakan ketegangan. Misalnya untuk meredakan ketegangan maka dicarilah seseorang untuk dijadikan kambing hitam atau semua permasalahan yang terjadi.
Sumber: Biku Sosialogi Bilingual kelas XI dan http://teatersosiologi.blogspot.com/2011/09/materi-sosiologi-sma-kelas-xi-konflik.html.

Makna Di Balik Warna BIRU


Kali ini saya akan membahas mengenai "Makna Di Balik Warna Biru",,,
Kenapa ??? krn Warna Biru adalah warna Favorit sy,,,
pokoknya sesuatu yg berwarna Biru sy suka apapun itu,,, :)
Ga tau kenapa sy suka banget warna biru,,,  :)
Ketika lg ada masalah dan ketika sy Sedih dengan melihat Langit / Awan dan Laut yg Berwarna BIRU maka akan membuat hati sy menjadi damai dan tenang ketika melihatnya,,,
Dan saya pun begitu nyaman serta pede banget kalo pakek baju / aksesoris saya sehari-hari bila ada unsur berwarna biru, meskipun sedikit sekalipun itu harus ada :)
oke klo gtu, sy akan membahas warna tsb,,,
Cekit dot,,, # IchElf,,,  :)

Mungkin banyak orang yang belum tau apa arti warna biru. Biru termasuk ke dalam warna sejuk. Biru mempunyai beberapa makna positif, yaitu melambangkan ketenangan, keheningan, kesetiaan, keamanan, kenyamanan, perlindungan, rasa percaya, intelek (cerdas), sensitif, bisa diandalkan dan stabil. 
Kenapa warna biru melambangkan kestabilan? Menurut Leatrice Eisman, seorang konsultan warna, biru memiliki arti stabil karena itu adalah warna langit. Meski langit kelabu dan akan hujan, kita tau di atas awan-awan itu warna langit tetaplah biru. Cieeee….keren ya? xD. Berarti meski aku mellow dan sedih nggak jelas, kamu harus tau bahwa aku akan kembali ceria dan semangat lagi. Ahahahaha…apa coba..:”p
Okee, terus makna negatif dari warna biru antara lain dingin, kaku, penakut, tertekan, suram, murung, penyendiri, curiga dan melankolis.
Mengambil dari wikipedia, beberapa makna simbolik dari warna biru:
    - Biru identik dengan kesedihan (dalam bahasa Inggris). Dalam bahasa Jerman, biru bisa berarti mabuk. Biru juga dapat dikaitkan dengan hujan (yang dipercaya dapat memicu munculnya perasaan depresi).
    - Biru melambangkan kebahagiaan dan opitimisme, laksana langit yang cerah. Hebat ya warna biru, bisa memiliki dua arti yang bertentangan sekaligus *jadi makin suka sama warna biru*.
    - Di Eropa, biru melambangkan gender laki-laki.
Warna biru melambangkan cakra/aura yang terdapat di bagian leher.
“Arti Warna Biru”
Warna ini bersumber dari cakra disekitar leher.
Warna biru mengungkapkan kesetiaan.
Orang yang mempunyai warna aura biru adalah orang yang setia.
CIRI KEPRIBADIAN DAN KARAKTERISTIK LAIN DARI AURA BIRU ADALAH SEBAGAI BERIKUT :
* PENUH PERHATIAN.
Orang beraura biru adalah tuan rumah yang baik karena ia pandai memuaskan keinginan tamu-tamunya, dan mahir berkomunikasi. Dalam kehidupannya, ada dua hal yang diutamakan yaitu persahabatan dan spiritualitas. Biru sangat bahagia jika mampu menjalin persahabatn yang erat dan mesra. Sebaliknya, ia akan merasa hancur dan depresi jika harus berada sendirian dan dalam kondisi persahabatan yang buruk.
* CENDERUNG MENGUBAH DIRI.
Karena ingin dicintai, biru cenderung mengubah dirinya. Jika warna lain membutuhkan waktu untuk menyendiri, biru akan berpikir kalau ia tidak lagi dicintai, karena aura ini ingin selalu berada di dekat orang-orang yang dicintainya.
* PERASA.
Biru adalah aura yang paling perasa di antara semua warna aura. Orang beraura biru mudah mengeluarkan air mata dalam keadaan marah, sedih, maupun senang. Ia mementingkan hati dan perasaan, suka melindungi, hangat, dan penuh kasih sayang. Tujuan hidupnya di dunia ini adalah memberi cinta, mengajarkan kasih dan belajar mencintai. Ia ingin semua orang merasa dicintai dan diterima. Dia tidak segan-segan mencurahkan waktu dan tenaga untuk teman-teman yang membutuhkan.
* MEMPUNYAI NALURI KUAT.
Orang beraura biru dapat merasakan jika sesuatu akan terjadi. Contohnya, jika ia memikirkan seseorang yang sudah lama tidak dijumpainya, dalam waktu tidak berapa lama orang tersebut menghubunginya. Jika ia menghadapi masalah baik dalam persahabatn, bisnis, kesehatan maupun hal lain, biru hanya perlu berdiam diri dan berkonsentrasi untuk mendapatkan jawaban yang ia perlukan.
KETERBATASAN DAN KEKUATAN AURA WARNA BIRU.
* KETERBATASAN :
Selalu ragu apakah ia benar-benar dicintai karena biru ingin dicintai melebihi apa pun yang ada di dunia ini, ada baiknya ia belajar bahwa ‘Ia dicintai karena apa yang keluar dari hatinya, bukan dari perbuatannya’. Selain itu, orang beraura biru sering terlalu dramatis dalam memandang cinta, dan cenderung memanupulasi orang lain.
* KEKUATAN :
Orang beraura biru mampu merasakan dan mengetahui apa yang dipikirkan orang lain. Biru mempunyai apa yang dipikirkan orang lain. Biru mempunyai banyak teman. Orang-orang senang berada di dekatnya karena dapat merasakan pancaran kehangatan, dan kasih sayangnya. Sayangnya, banyak orang yang cenderung memanfaatkan sifat murah hati dan ketidakegoisan aura ini.
KARIR YANG PALING COCOK UNTUK AURA BIRU.
Tehnisi, konselor, dokter hewan, dokter bedah, curator museum. Sifatnya yang tenang dan keinginan untuk membantu orang lain membuat aura biru cocok untuk jenis pekerjaan yang mementingkan segi emosional.
SARAN UNTUK ORANG BERAURA BIRU.
* Belajar mengatakan ‘tidak’ agar tidak dimanfaatkan oleh orang lain.
* Jangan mengasihi diri sendiri.


Sumber :
http://aozorakiss.wordpress.com/tag/makna-warna-biru/

Pengaruh Diferensiasi Sosial dan Stratifikasi Sosial dalam Masyarakat

Sumber : belajar.kemdiknas.go.id
1. Pengaruh Diferensiasi Sosial dan Stratifikasi Sosial dalam Masyarakat
A. Pengaruh Diferensiasi Sosial
Pada Modul terdahulu Anda telah mempelajari Diferensiasi Sosial. Masih ingatkah Anda perbedaaan antara Kemajemukan Sosial dengan Heterogenitas Sosial? Ada dua hal dalam Diferensiasi Sosial yang sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat di Indonesia. Mari kita bahas: 
a. Kemajemukan Sosial : pengelompokkan masyarakat secara horisontal yang didasarkan pada adanya perbedaan Ras, Etnis (suku bangsa), klen, agama dsbnya.

Kemajemukan masyarakat Indonesia terbentuk karena beberapa hal seperti:

- Keadaan geografis Indonesia yang terdiri dari beberapa ribu pulau besar kecil dari barat sampai ke timur yang kemudian tumbuh menjadi satu kesatuan sukubangsa yang melahirkan berbagai ragam budaya. 
- Indonesia terletak antara dua titik silang samudra yaitu Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Letak strategis ini merupakan daya tarik bagi bangsa-bangsa asing datang dan singgah di wilayah ini sehingga Amalgamasi (perkawinan campur) dan Asimilasi (perbauran budaya) diantara kaum pendatang dan penduduk asli maupun antara kaum pendatang sendiri terjadi. Hal demikian membuat masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai ras, etnis dan sebagainya. 
- Iklim yang berbeda antara daerah satu dengan daerah lain menimbulkan perbedaan mata pencaharian penduduknya. Contoh: orang yang tinggal di wilayah pedalaman cenderung bermata pencaharian sebagai petani, sedangkan yang tinggal di wilayah pantai sebagai nelayan/pelaut. 


Dapat ditarik kesimpulan dengan adanya Diferensiasi Sosial mempengaruhi terbentuknya anekaragam budaya, misalnya : bahasa, dialek, kesenian, arsitektur, alat-alat budaya, dsbnya.

b. H e t e r o g e n i t a s
Ada dua macam Heterogenitas, yakni:

1) Heterogenitas masyarakat berdasarkan profesi/pekerjaan.
Masyarakat Indonesia yang besar ini penduduknya terdiri dari berbagai profesi seperti pegawai negeri, tentara, pedagang, pegawai swasta, dsbnya. Setiap pekerjaan memerlukan tuntutan profesionalisme agar dpat dikatakan berhasil. Untuk itu diperlukan penguasaan ilmu dan melatih ketrampilan yang berkaitan dengan setiap pekerjaan. Setiap pekerjaan juga memiliki fungsi di masyarakat karena merupakan bagian dari struktur masyarakat itu sendiri. Hubungan antar profesi atau orang yang memiliki profesi yang berbeda hendaknya merupakan hubungan horisontal dan hubungan saling menghargai biarpun berbeda fungsi, tugas, bahkan berbeda penghasilan.
2) Heterogenitas atas dasar jenis kelamin.
Di Indonesia biarpun secara konstitusional tidak terdapat diskriminasi sosial atas dasar jenis kelamin, namun pandangan “gender” masih dianut sebagaian besar masyarakat Indonesia.

Pandangan gender ini dikarenakan faktor kebudayaan dan agama. Apabila kita melihat kemajuan Indoensia sekarang ini, banyak perempuan yang berhasil mengusai Iptek dan memiliki posisi yang strategis dalam masyarakat. Maka sudah selayaknya perbedaan jenis kelamin dikatagorikan secara horisontal, yaitu hubungan kesejajaran yang saling membutuhkan dan saling melengkapi. 
Dari kedua macam Heterogenitas tersebut dapat ditarik kesimpulan : melalui Hetrogenitas memunculkan adanya profesionalismeprofesionalisme dalam pekerjaan, keterampilan-keterampilan khusus (skill), spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, penyadaran HAM, dsbnya. 

B.Pengaruh Stratifikasi Sosial
Selain menimbulkan tumbuhnya pelapisan dalam masyarakat, juga munculnya kelas-kelas sosial atau golongan sosial yang telah kita pelajari pada Modul terdahulu. 
Adanya pelapisan sosial dapat pula mengakibatkan atau mempengaruhi tindakan-tindakan warga masyarakat dalam interaksi sosialnya. Pola tindakan individu-individu masyarakat sebagai konsekwensi dari adanya perbedaan status dan peran sosial akan muncul dengan sendirinya. 
Pelapisan masyarakat mempengaruhi munculnya life chesser & life stile tertentu dalam masyarakat, yaitu kemudahan hidup dan gaya hidup tersendiri. Misalnya, orang kaya (lapisan atas) akan mendapatkan kemudahankemudahan dalam hidupnya, jika dibandingkan orang miskin (lapisan bawah); dan orang kaya akan punya gaya hidup tertentu yang berbeda dengan orang miskin. 



Diferensiasi Sosial

Diferensiasi Sosial

Masyarakat Indonesia memiliki banyak keragaman dan perbedaan. Sebagai contohnya keragaman agama, ras, etnis, pekerjaan, budaya, maupun jenis kelamin. Tidak dapat dimungkiri keragaman ini menjadi potensi pokok munculnya konflik di Indonesia.



Perbedaan-perbedaan di atas terlihat secara horizontal. Perbedaan inilah dalam sosiologi dinamakan dengan istilah diferensiasi sosial. Diferensiasi sosial berasal dari bahasa Inggris yaitu difference, yang berarti perbedaan. Secara istilah pengertian diferensiasi sosial adalah pembedaan anggota masyarakat ke dalam golongan secara horizontal, mendatar, dan sejajar atau tidak memandang perbedaan lapisan. Asumsinya adalah tidak ada golongan dari pembagian tersebut yang lebih tinggi daripada golongan lainnya.

Dengan demikian, dalam diferensiasi sosial tidak dikenal adanya tingkatan atau pelapisan, seperti pembagian kelas atas, menengah, dan bawah. Pembedaan yang ada dalam diferensiasi sosial didasarkan atas latar belakang sifat-sifat dan ciri-ciri yang tidak sama dalam masyarakat, klan, etnis, dan agama. Kesemuanya itu disebut kemajemukan sosial, sedangkan pengelompokan berdasarkan profesi dan jenis kelamin disebut heterogenitas sosial.

Ciri Dasar Diferensiasi Sosial

Pada dasarnya keberadaan diferensiasi sosial ditandai dengan adanya ciri-ciri utama, yaitu:

  • Ciri Fisik

Diferensiasi ini terjadi karena perbedaan ciri-ciri tertentu. Misalnya: warna kulit, bentuk mata, rambut, hidung, muka, dan sebagainya.

  • Ciri Sosial

Diferensiasi sosial ini muncul karena perbedaan pekerjaan yang menimbulkan cara pandang dan pola perilaku dalam masyarakat berbeda. Termasuk di dalam kategori ini adalah perbedaan peranan, prestise, dan kekuasaan.
Contoh: pola perilaku seorang perawat akan berbeda dengan seorang karyawan kantor.

  • Ciri Budaya

Diferensiasi budaya berhubungan erat dengan pandangan hidup suatu masyarakat menyangkut nilai-nilai yang dianutnya, seperti religi atau kepercayaan, sistem kekeluargaan, keuletan, dan ketangguhan. Hasil dari nilai-nilai yang dianut suatu masyarakat dapat kita lihat dari bahasa, kesenian, arsitektur, pakaian adat, agama, dan sebagainya.


Bentuk-Bentuk Diferensiasi Sosial

a. Diferensiasi Ras

    Ras bisa kita artikan sebagai suatu kelompok manusia yang mempunyai ciri-ciri fisik bawaan yang sama, seperti warna, kulit, bentuk rambut, mata, hidung, dan postur tubuh.
Perwujudan ciri-ciri tersebut adalah berupa ciri-ciri fisik fenotip yaitu ciri-ciri yang nampak diluat. Ciri-ciri tersebut dapat bersifat kuantitatif seperti ukuran badan ataupun bersifat kualitatif seperti warna kulit.
Menurut Ogburn dan Nimkof, ras manusia terbagi dalam 3 kelompok ras utama, yaitu :
1. Ras Kaukasoid. Ras yg meliputi orang yang berulit putih.
    a. Nordic
    b. Alpinis(Alpin)
    c. Mediteran
    d. Armenoid
    e. India
2. Ras Negroid adalah orang yang berkulit hitam.
     a. Negrito
     b. Nilitz
     c. Negro Rimba
     d. Negro Oseanis
     e. Hotentot-Boysesman
3. Ras Mongoloid. Ras yang memiliki warna kulit kuning sampai sawo matang.
    a. Austroloid
    b. Mongoloid
  • Asiatic Mongoloid
  • Malayan Mongoloid
  • American   Mongoloid    

 

 

Bentuk-Bentuk Diferensiasi Sosial


Pengelompokan masyarakat membentuk delapan criteria diferensiasi social, antara lain:
1.    Diferensiasi Ras
Ras adalah suatu kelompok manusia yang memiliki cirri-ciri fisik bawaan yang sama. Diperensiasi ras adalah pengelompokan masyarakat berdasarkan ciri-ciri fisiknya.
Secara garis besar manusia terbagi kedalam ras-ras sebagai berikut:
a.    Menurut A..L. Krober
1)    Austroloid, mencakup penduduk asli Australia (Aborigin).
2)    Mongoloid
-    Asiatik Mongoloid (Asia Utara, Asia Tengah dan Asia Timur).
-    Malayan Mongoloid (Asia Tenggara dan Penduduk Asli Taiwan).
-    American Mongoloid (Penduduk asli Amerika).
3)    Kaukasoid
-    Nordic (Erofa Utara, sekitar Laut Baltik).
-    Alpine (Erofa Tengah dan Erofa Timur).
-    Mediterania (sekitar Laut Tengah, Afrika Utara, Armenia, Arab, Iran).
-    Indic (Pakistan, India, Bangladesh, Sri Langka).
4)    Negroid
-    African Negroid (Benua Afrika).
-    Negrito (Afrika Tengah, Semenanjung Malaya yang dikenal dengan nama orang Semang, Filipina).
-    Malanesian (Irian, Melanesia).
5)    Ras-ras Khusus (tidak dapat diklasifikasikan kedalam empat ras pokok)
-    Bushman (gurun Kalahari, Afrika Selatan).
-    Veddoid (pedalaman Sri Langka, Sulawesi Selatan).
-    Polynesian (kepulauan Micronesia, dan Polinesia).
-    Ainu ( di pulau Hokkaido dan Karafuto Jepang).
b.    Menurut Ralph Linton
1)    Mongoloid
Ciri-ciri:
-    kulit kuning sampai sawo mateng
-    rambut lurus
-    bulu badan sedikit
-    mata sipit (Asia Mongoloid)
·    Mongoloid Asia : Sub Ras Tionghoa (Jepang, Vietnam, Taiwan)
Sub Ras Melayu (Malaysia, Filipina, Indonesia)
·    Mongoloid Andian (orang Indian di Amerika)
2)    Kaukasoid
Ciri-ciri:
-    hidung mancung
-    kulit putih
-    rambut pirang sampai coklat kepirang kehitaman
-    kelopak mata lurus
·    Ras Nordic
·    Alpin Mediteran
·    Armenoid
·    India
3)    Negroid
Ciri-ciri:
-    rambut keriting
-    kulit hitam
-    bibir tebal
-    kelopak mata lurus
·    Sub Ras Negroid
·    Nilitz
·    Negro Rimba
·    Negro Oseanis
·    Hetentot Boysesman
Indonesia didiami oleh bermacam-macam Sub Ras, antara lain:
·    Negrito, suku Semang di Semenanjung Malaya dan sekitarnya.
·    Veddoid, suku Sakai di Riau, Kubu di Sumatra Selatan, Toala dan Tomuna di Sulawesi.
·    Neo Melanosoid, kepulauan Kei dan Aru.
·    Melayu:
-    Melayu Tua (Proto Melayu), orang Batak, Toraja dan Dayak.
-    Melayu Muda (Deutro Melayu), orang Aceh, Minang, Bugis/Makasar.
2.    Diferensiasi Suku Bangsa (Etnis)
Menurut Hassan Shadily MA, suku bangsa atau etnis adalah segolongan rakyat yang masih dianggap mempunyai hubungan biologis.
Diferensiasi suku bangsa merupakan penggolongan manusia berdasarkan ciri-ciri biologis yang sama, seperti ras, namun suku bangsa memiliki kesamaan budaya sebagai berikut:
-    Ciri fisik
-    Bahasa daerah
-    Kesenian
-    Adat-istiadat
Suku bangsa yang ada di Indonesia yaitu sebagai berikut:
·    Pulau Sumatra : Aceh, Batak, Minangkabau, Bengkuku, Jambi, Palembang, Melayu dan sebagainya.
·    Pulau Jawa : Sunda, Jawa, Tengger dan sebagainya.
·    Pulau Kalimantan : Dayak, Banjar dan sebagainya.
·    Pulau Sulawesi : Bugis, Toraja, Minahasa, Toil-Toli, Makassar, Bolaang-mangondow, Gorontalo dan sebagainya.
·    Kepulauan Nusa Tenggara : Bali, Bima Lombok, Flores, Timoer, Rote.
·    Kepulauan Maluku dan Irian : Ternate, Tidore, Dani Asmat.
3.    Diferensiasi Klen (Clan)
Klen / kerabat luas / keluarga besar. Klen merupakan kesatuan keturunan (genealogis), kesatuan kepercayaan (religiomagis) dan kesatuan adapt (tradisi). Klen adalah system social berdasarkan ikatan darah atau keturunan yang sama umumnya terjadi di masyarakat unilateral baik melalui garis ayah (patrilineal) atau ibu (matrilineal).
·    Klen atas dasar garis keturunan ayah (patrilineal) terdapat pada:
-    Masyarakat Batak (sebutan Marga)
-    Marga Batak Karo : Ginting, Sembiring, Singarimbun, Barus, Tambun, Paranginangin.
-    Marga Batak Toba : Nababan, Simatupang, Siregar.
-    Marga Batak Mandailing : Harahap, Rangkuti, Nasution, Batubara, Daulay.
-    Masyarakat Minahasa (klennya disebut Fam) antara lain : Mandagi, Lasut, Tombokan, Pangkarego, Paat, Supit.
-    Masyrakat Ambon (klennya disebut Fam) antara lain : Pattinasarani, Latuconsina, Lotul, Manuhutu, Goeslaw.
-    Masyarakat Flores (klennya disebut Fam) antara lain : Fernandes, Wangge, Da Costa, Leimena, Kleden, De-Rosari, Paeira.
·    Klen atas dasar garis keturunan ibu (matrilineal) antara lain terdapat pada masyarakat :
-    Minangkabau, klennya disebut suku yang merupakan gabungan dari kampung-kampung, nama klennya antara lain : Koto, Piliang, Chaniago, Sikumbang, Melayu, Solo, Dalimo, Kampai dan sebagainya.
-    Masyarakat Flores, yaitu suku Ngadu juga menggunakan system matrilineal.
4.    Diferensiasi Agama
Diferensiasi agama adalah pengelompokan masyarakat berdasarkan agama/kepercayaannya.
a.    Komponen-komponen Agama
·    Emosi keagamaan
·    System keyakinan
·    Upacara keagamaan
·    Tempat ibadah
·    Umat
b.    Agama dan Masyarakat
Dalam perkembangan agama mempengaruhi masyarakat begitu juga masyarakat mempengaruhi agama.
5.    Diferensiasi Profesi (pekerjaan)
Diferensiasi profesi adalah pengelompokan masyarakat atas dasar jenis pekerjaan atau profesinya. Profesi biasanya berkaitan dengan keterampilan khusus. Misal profesi guru memerlukan keterampilan khusus, seperti: pandai berbicara, bisa membimbing, sabar dan sebagainya.
Berdasarkan perbedaan profesi orang dimasyarakat berprofesi: guru, dokter, pedagang, buruh, pegawai negri, tentara dan sebagainya.
6.    Diferensiasi Jenis Kelamin
Jenis kelamin merupakan kategori dalam masyarakat yang didasarkan pada perbedaan seks atau jenis kelamin (perbedaan biologis). Perbedaan biologis ini dapat kita lihat dari struktur organ reproduksi, bentuk tubuh, suara, dan sebagainya. Atas dasar itu maka ada kelompok laki-laki/pria dan kelompok wanita/perempuan.
7.    Diferensiasi Asal Daerah
Diferensiasi ini merupakan pengelompokan manusia berdasarkan asal daerah atau tempat tinggalnya, desa atau kota. Terbagi menjadi:
-    masyarakat desa : kelompok orang yang tinggal di pedesaan atau berasal dari desa.
-    Masyarakat kota : kelompok orang yang tinggal di perkotaan atau berasal dari kota.
Perbedaan orang desa dengan orang kota dapat ditemukan dalam hal-hal berikut:
-    perilaku
-    tutur kata
-    cara berpakaian
-    cara menghias rumah dan sebagainya.
8.    Diferensiasi Partai
Diferensiasi partai adalah perbedaan masyarakat dalam kegiatannya mengatur kekuasaan negara, yang berupa kesatuan-kesatuan social, seazas, seideologi dan sealiran.

 

Sumber : Buku Sosiologi Bilingual kelas XI, http://makalahkumakalahmu.wordpress.com           /2008/10 /29/bentuk-bentuk-diferensiasi-sosial/ , dan Bangkusekolah-ID.blogspot.com.

Stratifikasi Sosial

Stratifikasi Sosial

Posted by Firman Fajar 9 komentar
Pengertian Stratifikasi Sosial
: pembedaan anggota masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat.


Kriteria Stratifikasi Sosial
1. Kekayaan
a. Orang kaya
b. Orang miskin


Contoh stratifikasi sosial berdasarkan besarnya penghasilan dari pekerjaan : (UN 2008)
a. Pengusaha besar
b. Pengusaha menengah
c. Pengusaha kecil

2. Kekuasaan
a. Presiden
b. Gubernur dst s.d. Rakyat

3. Ilmu Pengetahuan
a. Pendidikan Tinggi
b. Pendidikan Menengah
c. Pendidikan Dasar

4. Kehormatan

a. Orang yang banyak jasanya
b. Orang biasa


Gambar piramida stratifikasi sosial
: semakin ke atas jumlah anggotanya semakin sedikit. (UN 2007, 2008)

Proses terbentuknya stratifikasi sosial :
1. Terjadi dengan sendirinya. Contoh : stratifikasi sosial atas dasar kekayaan.
2. Sengaja dibentuk. Contoh : struktur organisasi kelas.


Sifat Stratifikasi Sosial
1. Tertutup : tidak bisa pindah lapisan. Contoh : sistem kasta.
2. Terbuka : bisa pindah lapisan. Contoh : stratifikasi sosial atas dasar kekayaan.


Kasta di India :
1. Brahmana.
2. Ksatria
3. Waysa
4. Sudra


Gelar kasta di Bali :
1. Brahmana : Ida Bagus/Ida Ayu.
2. Ksatria : Dewa, Cokorda, Anak Agung, Ngakan.
3. Waysa : Gusti, I Gusti.
4. Sudra : I Made, I Wayan, I Nyoman, Pande, Pasek.

Sifat kasta :
1. Status diperoleh dengan kelahiran.
2. Perkawinan endogami.
3. Keanggotaan kasta berlangsung seumur hidup.






Unsur pembentuk stratifikasi sosial : status dan peran. (UN 2007)
  
Macam-macam status :
1. Ascribed status : status yang diperoleh tanpa usaha atau karena keturunan.

Contoh : anak dari kasta Brahmana masuk ke dalam kasta Brahmana.



2. Achieved status : status yang diperoleh dengan usaha. 

Contoh : status mahasiswa diperoleholeh siswa SMA yang telah lulus dalam mengikuti tes perguruan tinggi.



3. Assigned status : status yang diberikan karena seseorang telah berjasa.

Contoh : gelar Bapak Koperasi kepada Mohammad Hatta karena beliau telah berjasa mengembangkan koperasi di Indonesia.



 Macam-macam peran :
1. Ascribed roles : tanpa usaha.
2. Achieved roles : dengan usaha.
3. Actual roles : sesuai keadaan.
4. Expected roles : sesuai peraturan atau ketentuan.



Konsekuensi adanya pelapisan sosial:
kalangan atas mendapatkan berbagai keistimewaan dalam menikmati fasilitas hidup, sebaliknya dengan kalangan bawah.


Dampak positif stratifikasi sosial:
adanya strata kekuasaan, misalnya, bisa mempermudah kinerja pembangunan




Pengayaan :
*Kasta di Bali (1), (2)
*
Warna dalam agama Hindu
*Sejarah kasta