- Pengertian
 
Kata konflik berasal dari bahasa latin yaitu confiragere
 yang artinya saling memukul. Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia 
konflik didefinisikan sebagai percekcokan, perselisihan, atau 
pertentangan. Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya mengenai konflik, diantaranya sebagai berikut.
1.      Menurut Berstein (1965)
Konflik
 merupakan suatu pertentangan, perbedaan yang tidak dapat dicegah. 
Konflik mempunnyai potensi yang memberi pengaruh positif dan ada pula 
yang memberi pengaruh negatif di dalam interaksi manusia.
2.      Menurut Dr. Robert M.Z Lawang
Konflik
 itu adalah perjungan untuk memperoleh nilai, status, kekuasaan, dimana 
tujuan dari mereka yang berkonflik, tidak hanya memperoleh keuntungan 
tetapi juga untuk menundukkan saingannya.
3.      Menurut Drs. Ariyono Suyono
Konflik
 adalah proses atau keadaan dimana kedua pihak berusaha menggagalkan 
tercapaianya tujuan masing-masing yang disebabkan adanya perbedaan kedua
 pendapat, nilai-nilai ataupun tuntuntan dari masing-masing pihak.
4.      Menurut James W. Vander Zanden
Konflik
 diartikan sebagai suatu pertentangan mengenai nilai atau tuntutan hak 
atas kekayaan, kekuasaan, status atau wilayah tempat pihak yang saling 
berhadapan bertujuan untuk menetralkan, merugikan ataupun menyisihkan 
lawan mereka.
5.      Menurut Soerjono Soekanto
Konflik
 adalah suatu proses dimana orang perorangan atau kelompok manusia 
berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan 
yang disertai dengan ancaman dan kekerasan.
Proses sosial yang terjadi di sini,
 mulai dari usaha mempertajam perbedaan diantara individu-individu atau 
kelompok-kelompok yang menyangkut ciri-ciri fisik, emosi, unsur-unsur 
kebudayaan, pola-pola perilaku, gagasan, pendapat, serta kepentingan 
sehingga menimbulkan pertikaian/pertentangan mengalah pihak lawan dengan
 cara ancaman atau kekerasan.
Perbedaan-perbedaan tersebut akan memuncak menjadi konflik, ketika sistem sosial masyarakat sudah tidak dapat mengakomodasi perbedaan-perbedaan tersebut. Pada tahap selanjutnya akan mendorong tiap–tiap individu atau kelompok untuk saling menghancurkan. 
Konflik
 dapat berwujud macam-macam, dimulai dari sifat acuh tak acuh terhadap 
sesama teman sampai dengan penghancuran musuh. Hal tersebut pada umumnya
 dilatarbelakangi oleh perasaan benci dan emosi yang tidak dapat 
dikendalikan. Setelah kita membahas tentang pengertian konflik sosial, 
cobalah anda simpulkan tentang pengertian konflik sosial! Jika anda 
mampu melakukannya, maka anda dipastikan sudah mengerti tentang hakikat 
konflik sosial. Untuk selanjutnya marilah kita bahas tentang 
faktor-faktor penyebab konflik sosial.
- Faktor-faktor Penyebab Konflik
 
Konflik merupakan
 sebuah proses interaksi sosial manusia untuk mencapai tujuan dan 
cita-citanya. Oleh sebab itu, konflik dilatarbelakangi oleh 
perbedaan-perbedaan sosial diantara individu yang terlibat dalam suatu 
interaksi sosial.
1.      Faktor-faktor Penyebab Konflik secara Umum
a.       Perbedaan antar Individu
Merupakan
 perbedaan yang menyangkut perasaan, pendirian, pendapat atau ide yang 
berkaitan dengan harga diri, kebanggaan, dan identitas seseorang. 
Misalnya, dalam sebuah ruangan kantor ada karyawan yang terbiasa bekerja
 sambil mendengar musik dengan suara yang keras, tetapi karyawan lain 
lebih menyukai bekerja dengan suasana yang tenang sehingga kebisingan 
merupakan sesuatu yang menggangggu konsentrasi dalam belajar. Perbedaan 
perasaan dan kebiasaan tersebut menimbulkan rasa benci dan amarah 
sebagai awal timbulnya konflik.
b.      Perbedaan Latar Belakang Kebudayaan
Kepribadian
 seseorang dibentuk dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. Tidak 
semua masyarakat memiliki nilai-nilai dan norma-norma sosial yang sama. 
Apa yang dianggap baik oleh suatu masyarakat belum tetntu sama dengan 
apa yang baik oleh masyarakat lain. Misalnya seseorang yang dibesarkan 
dalam lingkungan keluarga dan masyarakat yang menjunjung tinggi 
nilai-nilai tradisional bertemu dengan seseorang yang dibesarkan dalam 
lingkungan keluarga dan masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai 
modern, maka akan terdapat perbedaan nilai-nilai yang dianut oleh kedua 
belah pihak sehingga dapat menimbulkan konflik.
c.       Perbedaan Kepentingan 
Setiap
 individu atau pun kelompok seringkali memiliki kepentingan yang berbeda
 dengan individu atau kelompok lainnya. Semua itu tergantung dari 
kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Perbedaan kepentingan ini menyangkut 
kepentingan ekonomi, politik, sosial dan budaya. Misalnya seseorang 
pengusaha menghendaki adanya penghematan dalam biaya suatu produksi, 
sehingga dengan terpaksa harus melakukan rasionalisasi terhadap 
karyawannya, dan hal ini membuat para karyawan merasa hak-haknya 
diabaikan sehingga perbedaan kepentingan tersebut menimbulkan suatu 
konflik.
d.      Perubahan Sosial
Perubahan
 sosial dalam sebuah masyarakat yang terjadi terlalu cepat dapat 
menggangu keseimbangan suatu sistem nilai dan norma yang berlaku dalam 
masyarakat tersebut. Konflik dapat terjadi karena adanya ketidaksesuaian
 antara harapan individu atau masyarakat dengan kenyataan sosial yang 
timbul akibat perubahan tersebut. Misalnya masyarakat Indonesia sedang 
mengalami proses perubahan dari masyarakat pedesaan yang agraris menuju 
masyarakat industri. Industrialisasi yang terjadi di lingkungan 
masyarakat desa seringkali menuai masalah sosial. Tergusurnya lahan 
pertanian menyebabkan sebagian generasi mudanya memilih bekerja sebagai 
buruh pabrik. Nilai-nilai tradisional seperti nilai kegotong-royongan, berubah menjadi nilai kontrak kerja,
 dan nilai-nilai kebersamaan berubah menjadi individualistis. Hal-hal 
tersebut sering kali menimbulkan konflik di tengah masyarakat.
Secara
 umum, suatu konflik dapat terjadi terjadi apabila seseorang atau 
kelompok terhalang upayanya dalam mencapai tujuan. Hal ini karena adanya
 perbedaan paham terhadap tujuan itu sendiri, terhadap nilai-nilai 
sosial dan norma-norma sosial, maupun terhadap tindakan-tinadakan dalam 
masyarakat. Terlebih lagi apabila sanksi bagi pelanggar atas nilai dan 
norma tidak dijalankan dengan adil maka konflik dapat berubah menjadi 
kekerasan.
2.      Faktor Penyebab-penyebab Konflik di Indonesia
Dalam
 masyarakat Indonesia yang mejemuk rawan terhadap terjadinya suatu 
konflik sosial, karena secara garis besar struktur sosial masyarakat 
Indonesia terbagi ke dalam berbagai suku bangsa, agama, ataupun golongan
 yang beragam.
Menurut J. Ranjabar hal-hal yang dapat menjadi penyebab terjadinya konflik pada masyarakat Indonesia adalah sebagai berikut:
a.       Apabila terdapat dominasi suatu kelompok terhadap-kelompok lain. Contohnya adalah konflik yang terjadi di Aceh dan Papua.
b.      Apabila
 terdapat persaingan dalam mendapatkan mata pencaharaian hidup antara 
kelompok yang berlainan suku bangsa. Contoh konflik yang terjadi di 
Sambas.
c.       Apabila
 terjadi pemaksaan unsur-unsur kebudayaan dari warga sebuah suku 
terhadap warga suku bangsa lain. Contohnya konflik yang ada di Sampit.
d.      Apabila terdapat potensi konflik yang terpendam,  seperti masyarakat yang telah bermusuhan secara adat. Contohnya konflik antar suku  di pedalaman Papua.
Oleh sebab itu, terdapat berbagai bentuk konflik dalam kehidupan masyarakat.
- Pengelompokan Bentuk-bentuk Konflik
 
Secara garis besar berbagi konflik dalam masyarakat dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa bentuk konflik berikut ini:
1.      Berdasarkan Sifatnya
a.       Konflik
 destruktif merupakan konflik yang muncul karena adanya perasaan tidak 
senang, rasa benci dan dendam dari seseorang ataupun kelompok terhadap 
pihak lain. Pada konflik ini terjadi bentokran-bentrokan fisik yang 
mengakibatkan hilangnya nyawa dan harta benda. Contohnya konflik Ambon, 
Poso, Kupang dan Sambas.
b.      Konflik
 konstruktif merupakan konflik yang bersifat fungsional, konflik ini 
muncul karena adanya perbedaan pendapat dari kelompok-kelompok dalam 
menghadapi suatu permasalahan. Konflik ini akan menghasilkan suatu 
konsensus dari perbedaan pendapat tersebut menghasilkan suatu perbaikan.
 Misalnya, perbedaan pendapat dalam sebuah organisasi.
2.      Berdasarkan Posisi Pelaku yang Berkonflik
a.       Konflik
 Vertikal merupakan konflik antar komponen masyarakat di dalam satu 
struktur yang memiliki hierarki. Contohnya konflik yang terjadi antara 
atasan dengan bawahan dalam sebuah kantor.
b.      Konflik
 Horizontal merupakan konflik yang terjadi antara individu atau kelompok
 yang memiliki kedudukan yang relatif sama. Contohnya konfllik yang 
terjadi antar organisasi masa.
c.       Konflik
 Dialog merupakan konflik yang terjadi karena adanya ketidakadilan 
alokasi sumber daya keseluruh organisasi sehingga menimbulkan 
pertentangan byang ekstrim. Contohnya Konflik Aceh.
3.      Berdasarkan sifat pelaku yang berkonflik
a.       Konflik Terbuka, merupakan konflik yang diketahui oleh semua pihak. Contoh Konflik Palestina Israel.
b.      Konflik Tertutup merupakan konflik yang hanya diketahui orang-orang atau kelompok yang terlibat konflik.
4.      Berdasarkan Konsentrasi Aktivitas manusia di dalam Masyarakat
a.       Konflik
 Sosial merupakan konflik yang terjadi akibat adanya perbedaan 
kepentingan sosial dari pihak yang berkonflik. Konflik sosial ini dapat 
dibedakan menjadi konflik sosial vertikal dan konflik sosial horizontal.
 Konflik ini sering terjadi karena adanya provokasi dari orang-orang 
yang tidak bertanggung jawab.
b.      Konflik
 Politik merupakan konflik yang terjadi karena adanya perbedaan 
kepentingan yang berkaitan dengan kekuasaan. Contohnya konflik yang terjadi antara pengikut suatu partai politik.
c.       Konflik
 Ekonomi merupakan konflik akibat adanya perebutan sumber daya ekonomi 
dari pihak yanng berkonflik. Contoh konflik antar pengusaha ketika 
melakukan tender.
d.      Konflik
 Budaya merupakan konflik yang terjadi karena adanya perbedaan 
kepentingan budaya dari pihak yang berkonflik. Contoh adanya perbedaan 
pendapat antar kelompok dalam menafsirkan RUU antipornografi dan 
pornoaksi.
e.       Konflik
 Ideologi merupakan konflik adanya perbedaan paham yang diyakini oleh 
seseorang atau sekelompok orang. Contoh konflik yang terjadi pada saat G
 30 S/PKI.
5.      Berdasarkan Cara Pengelolaannya
a.       Konflik Interindividu merupakan tipe yang paling erat kaitannya dengan emosi individu hingga tingkat keresahan (perasaan/batin) yang paling tinggi (konflik dengan dirinya sendiri).
b.      Konflik
 antar individu merupakan konflik yang terjadi antara seseorang dengan 
satu orang atau lebih, sifatnya kadang-kadang subtantif, menyangkut 
perbedaan gagasan, pendapat, kepentingan atau bersifat emosional, 
menyangkut perbedaan selera dll.
c.       Konflik antar kelompok merupakan konflik yang banyak dijumpai dalam kenyataan hidup dalam kelompok-kelompok. Contoh konflik antar kampung.
6.      Berdasarkan Terbentuknya
a.       Konflik Realistis
 yaitu konflik yang bersal dari kekecewaan individu atau kelompok 
terhadap sistem dan tuntutan-tuntutan yang terhadap dalam hubungan 
sosial. Misalnya mahasiswa mendemo pemerintah atas kebijakan menaikkan 
harga bahan bakar minyak.
b.      Konflik Nonrealistis
 yaitu konflik yang bukan berasal dari tujuan-tujuan persaingan yang 
antagonis(berlawanan), melainkan dari kebutuhan pihak-pihak tertentu 
untuk meredakan ketegangan. Misalnya untuk meredakan ketegangan maka 
dicarilah seseorang untuk dijadikan kambing hitam atau semua 
permasalahan yang terjadi.
Sumber: Biku Sosialogi Bilingual kelas XI dan http://teatersosiologi.blogspot.com/2011/09/materi-sosiologi-sma-kelas-xi-konflik.html. 












0 komentar:
Posting Komentar